![]()
KALAU ANDA DIKUNTIT. Jangan panik, Hany punya jurus untuk menghadapi. TURUT MENGUNDANG BOLEH DONG. Tentang pernikahan mereka. MISOLOGI & MISOSOLOGI. Kalau misology, ada di sini. Sedangkan missosology, ada di sini. Mana yang lebih menghibur dan perlu? MATIKAN TV! Hari tanpa TV, Minggu 23 Juli besok. Demi anak-anak, katanya. CERITA GEMPA & TSUNAMI. Pakdhe Rovicky, sang geolog, bisa bercerita banyak... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
![]() ![]() ![]() Hit Counter JAGAT GOMBAL KETERSANGKUTAN ![]() ![]() ![]() ![]() KABAR BUNGKUSAN ![]() KABAR KOCOKAN ![]() ![]() Free Shoutbox |
2.2.05 | 12:28
Ekonomi Bawah Tanah dalam Sebilah Pisau ![]() Bukan mau bikin judul sok keren. Memang begitu kenyataannya. Pisau sepanjang 24 cm, bergagang plastik, lengkap dengan sarung plastik berventilasi, ini saya beli di atas bus kota beberapa hari lalu. Harganya Rp 3.000. Untuk pisau buah atau apalah di kantor. Betul. Tiga ribu rupiah. Saya tak tahu berapa margin si pengasong. Tapi, yah, inilah salah satu potret ekonomi bawah tanah [istilah ini saya pinjam dari Faisal Basri]. Barangnya masuk dari RRC, lantas melalui mata rantai tak berpapan nama kemudian sampailah ke pengasong. Tanpa terdata oleh badan pemerintah. Tak masuk dalam statistik. Tak dihitung dalam neraca perdagangan antarnegara. Oh ya, tanpa pajak. Nyatanya itulah yang sebetulnya ikut menyelamatkan sektor informal, dan sudah terbukti saat krismon dulu. Kelas ecek-ecek, untuk bisnis kelas rakyat, yang tak pernah meminta fasilitas pemerintah. Mereka muncul tanpa jadwal. Hari ini ada di atas bus kota jurusan Senen, besok entah di trayek mana [atau di atas KRL], dengan dagangan yang mungkin berganti, dari korek api gas sampai yo-yo yang menyala. Ada sih ekonomi bawah tanah yang volume rupiahnya lebih besar. Yaitu dari sektor haram: prostitusi, narkoba dan korupsi. Skandal Bank BNI, dengan kambing hitam Adrian Waworuntu itu, terendus di sebuah gerai mobil CBU: pembelian mobil mewah secara tunai. Uang tak berbau -- ah salah, berbau kok! -- dan dari mana pun sumbernya dia telah menggerakkan roda gigi dari mesin besar bernama ekonomi nasional, dengan tetesan dan cipratan di sana-sini. Yang tak berkesempatan main duit gede ya jualan pisau. Dua lusin terjual dalam setengah hari, pengasongnya bisa makan untuk hari ini. Bukan makan di dalam gorong-gorong, di bawah tanah.
![]()
![]()
![]()
![]()
![]()
![]()
![]()
![]()
![]()
Previous Entry * Home * Next Entry |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
© Kéré
Kêmplu + BloGombal | Desain sembarangan oleh Masé, Oktober
2005. Mohon maaf kepada semua pemilik hak atas karya, dalam bentuk apapun, yang miliknya terangkut ke sini tanpa saya mintai izin dan atau terlewat dalam penyebutan sumber. Jikalau hak Anda terlanggar sudilah memberitahu saya. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||